Danau Toba adalah semacam kaldera yang terbentuk sebagai akibat dari letusan gunung berapi. Danau ini sangat luas dan dalam, dan hal itu terkait dengan ledakan di Toba, ribuan tahun yang lalu. Sekitar 74,000 tahun yang lalu, di sana menjulang gunung berapi; gunung itu meletus dan menyemburkan banyak sekali debu vulkanik, yang diperkirakan 3000 kali lebih banyak dari jumlah yang dikeluarkan oleh letusan Gunung St Helens pada 1980. Seluruh area anak benua India saat itu tertutup oleh abu vulkanik. Seluruh dunia merasakan akibatnya: matahari menjadi redup karena tertutup debu Toba, temperatur dunia turun 3 derajat celcisus dan terus dalam kondisi demikian sampai beberapa tahun. Pada masa itu, jutaan bentuk kehidupan tewas. Ribuan spesies punah.
Letusan Toba berbarengan dengan masa fase akhir Jaman Es, Wisconsin Ice Age. Para ahli geologi menyimpulkan bahwa dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh letusan Toba adalah sama dengan perkiraan yang dikemukakan oleh ilmuwan tentang efek dari perang nuklir. Suhu menjadi dingin. Dampak lingkungan terparah adalah di kawasan tropis, karena tumbuh-tumbuhannya tidak cocok dengan hawa dingin. Semua tanaman yang tumbuh di atas tanah di daerah tropis akan mati.
Ahli genetika percaya bahwa Toba menimbulkan dampak katastropik bagi manusia. Populasi manusia di muka bumi berkurang ribuan orang. Mengingat pada waktu itu jumlah keseluruhan manusia tidak banyak, kematian ini menyebabkan manusia berada di ambang kepunahan. Manusia, 74,000 tahun lalu, menjadi golongan spesies langka. Bukti dari hal ini diperoleh dari analisis DNA mitokondrial yang menunjukkan diversitas genetik yang terbatas, jauh lebih rendah ketimbang yang seharusnya. Jumlah manusia pasca letusan Toba diperkirakan tak lebih dari 10,000 manusia. Dan 20,000 tahun sesudah letusan Toba, atau 50,000 tahun lalu, baru muncul bukti pertambahan jumlah manusia di muka bumi.
Tri Wibowo Bs