Isu harta karun di Kecamatan Jangka dalam dua hari ini merebak. Harta karun berupa perhiasan emas dan barang berharga lainnya konon ditemukan di lubang yang digali beberapa orang. Namun, hal itu belum dapat dipastikan karena akses ke lokasi dibatasi oknum warga setempat.
Informasi yang diperoleh Harian Aceh dari penelusuran yang dilakukan, Jumat (14/10) malam dari beberapa sumber di Kecamatan Jangka menyebutkan, penggalian dilakukan beberapa warga setempat menyusul adanya mimpi dari seorang warga, yang intinya menyiratkan ada harta karun tertanam di lokasi tertentu.
Kabarnya, satu lubang telah berhasil digali sejak Kamis malam. Informasi yang tersebar meluas itu menyebutkan, ada benda yang diangkat dari lubang itu. Ada yang menyebut tiga karung, ada pula yang menyebut satu peti. “Maaf saya tidak lihat langsung, itu info yang beredar,” kata sumber Harian Aceh.
Lokasi penggalian disebutkan di kebun milik seorang warga setempat. Warga luar desa, bahkan warga setempat yang bukan keluarga pemilik tanah disebutkan dihalau supaya tidak mendekat ke lokasi. Akses warga luar ke lokasi diblokir oknum warga setempat, “Katanya barang itu belum bisa dilihat,” sebut sumber itu melanjutkan.
Haskimi, 60, warga Jangka yang masih keluarga pemilik tanah yang ditanyai, Jumat malam menyebutkan, sudah berusaha mendatangi lokasi, tetapi payah karena banyak urusannya. “Katanya ada barang yang diangkat dari lubang, sekarang sudah disimpan di sebuah rumah, belum boleh dibuka,” sebut Haskimi.
Ada yang percaya, ada juga yang meyakini kalau informasi itu adalah isu ang tidak jelas dasarnya. Meskipun kabar tersebut sudah melebar dan meluas di kalangan masyarakat di Bireuen, kabar temuan harta karun itu terus beredar dari mulut ke mulut. Tidak sedikit yang menilai kalau hal itu hanya isapan jempol.
Camat Jangka Amiruddin yang dihubungi ke telepon selulernya, Sabtu (15/10) menyebutkan, kabar tersebut tidak jelas. Menurut dia, isu itu meluas begitu saja dari satu orang ke orang lainnya, tanpa ada yang melihat langsung dan mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.
“Pak keuchik kampung itu saja kurang tahu,” ujar Amiruddin. Memang, kata dia, ada lubang yang digali beberapa orang. Lalu berhembus kabar ada barang yang ditemukan. Kini lubang itu masih ada, tetapi pekerja dan tenda yang didirikan sudah tidak ada lagi. “Jadi isu itu kurang jelas,” katanya.