Pagi itu, waktu Dhuha, pukul 10.00 WIB, usai menggarap ladang, 20 petani Kampung Melayu Selambo, Deli Serdang, Sumatera Utara yang tengah rehat di teras Masjid Al Barakah, tiba-tiba diserang sekitar 300 lebih kelompok preman bersenjata tajam.
Sambil mengacungkan golok, linggis, kelewang, dan batu, kelompok itu meneriakkan: “Bunuh, cincang saja orang Islam teroris, di Jakarta kalian bisa menang, tapi jangan coba-coba disini.”
Bukan hanya mengacungkan senjata, tapi juga melempari atap masjid tersebut dengan batu, sampai atapnya bocor di sana-sini. Kejadian itu terjadi, Sabtu, 30 Oktober 2010 lalu. Hingga masuk waktu Zuhur, petani yang semuanya muslim itu bertahan di dalam masjid. Di tengah situasi yang mencekam dan dipenuhi rasa takut itu, para petani mengumandangkan azan. Usai azan, mereka meneriakkan takbir “Allohu Akbar”. Lalu apa yang terjadi, para penyerang itu lari terbirit-birit.
Banyak saksi mata, baik di pihak penyerang maupun para kuli bangunan yang sedang bekerja di sekitar masjid, menyaksikan dan melihat langsung pasukan berjubah putih, berpakaian ala Romawi dan Ninja. Kata seorang warga yang bekerja sebagai kuli bangunan kepada Pengurus FUI Sumatera Utara, ia seperti menonton film dari atas balkon saja. Bahkan ia melihat para penyerang yang berjumlah ratusan orang itu saling berkelahi sendiri.
Lantas siapakah pasukan berpakaian ala Romawi, berjubah putih dan bergaya Ninja seperti yang disaksikan banyak mata? Bukan tidak mungkin, Tentara Allah datang memberi pertolongan kepada umat Islam di Kampung Melayu Selambo – Deli Serdang yang terkepung dalam keadaan tak berdaya.Wallahu’alam bishshowab.
Subhanallah, aneh bin ajaib, meski warga muslim yang hanya berjumlah 20 orang ini dalam posisi diserang, tapi yang jatuh korban, justru berada di pihak penyerang. Dikabarkan, empat orang penyerang terluka, dua diantaranya kritis dan harus diopname di sebuah rumah sakit di Medan.
Bayangkan, 300 melawan 20. Logikanya, yang sedikit akan dikalahkan yang banyak. Sedangkan, menurut pengakuan Sabarudin, dirinya bersama rekannya tidak melakukan perlawanan, dengan alasan takut dan tidak punya senjata. Setelah mengepung warga muslim di Masjid Al Barakah itu, akhirnya para penyerang mundur ke belakang dan membakar tujuh unit rumah warga.
Diantara penyerang itu, kata Sabarudin Sagala, salah seorang petani yang diserang itu, mengenali beberapa wajah yang ternyata sebagian berasal dari warga setempat. “Kelompok penyerang itu sepertinya terorganisir. Diantara mereka, ada yang saya kenal,” ujarnya.
Tak lama kemudian, aparat kepolisian mulai melakukan pengamanan di sekitar masjid. Keanehan kembali terjadi, sekitar pukul 14.00 WIB, ketika salah seorang aparat bermarga Manurung sedang rebahan di ruang majelis Masjid Al Barkah. Tiba-tiba saja, kaki bagian kirinya seperti ada yang terangkat. Begitu terbangun, polisi itu melihat makhluk berukuran tinggi besar dan mengerikan. Believe or not, wajah makhluk gaib itu terlihat hingga di ujung langit.
..Subhanallah, aneh bin ajaib, meski warga muslim yang hanya berjumlah 20 orang ini dalam posisi diserang, tapi yang jatuh korban, justru berada di pihak penyerang. Dikabarkan, empat orang penyerang terluka, dua diantaranya kritis dan harus diopname di sebuah rumah sakit di Medan.