Petunjuk pengorbanan anak ditemukan di bangunan inka. Mayat-mayat yang dikuburkan bersama artifak-artifak memberikan kilasan ritual yang kurang dimengerti.
Sisa-sisa tujuh orang anak yang nampaknya dibunuh dalam suatu ritual dan dikuburkan di bawah bangunan berusia 500-600 tahun di Lembah Cusco Peru telah memberikan kilasan baru bagi para ilmuwan tentang praktek bangsa Inka yang kurang dipahami dalam mengorbakan anak-anak terpilih dalam upacara-upacara besar.
Anak-anak tersebut dikubur pada waktu yang sama, nampaknya setelah dibunuh dalam upacara pengorbanan untuk menghormati dewa-dewa Inka dan memajukan kesatuan politik di seluruh kerajaan, kata ahli antropologi Valerie Andrushko dari Universitas Negara Bagian Connecticut Selatan di New Haven beserta para koleganya.
Analisa kimia tulang-tulangnya mengindikasikan bahwa setidaknya dua dari keseluruhan anak berasal dari daerah jauh Kerajaan Inka, menurut laporan Andrushko bersama rekan-rekannya dalam suatu makalah yang diterbitkan melalui internet pada tanggal 15 September di Jurnal Sains Arkeologi.
Bukti arkeologi pengorbanan anak bangsa Inka utamanya berasal dari mayat-mayat mumi alami anak-anak yang ditemukan membeku di beberapa puncak Andes. Arca-arca manusia dan obyek-obyek berharga lainnya ditempatkan dekat dengan mayat-mayat tersebut.
"Merupakan suatu hal yang mengejutkan bahwa arca-arca dan artifak-artifak lain yang ditemukan bersama dengan anak-anak yang dikubur pada situs atau tempat ketinggian rendah ini hampir identik dengan penemuan pada pengorbanan anak di ketinggian tinggi," kata Andrushko.
Benda-benda di sekitar sisa-sisa enam orang anak dikuburkan bersama dalam bangunan Inka termasuk emas dan arca perak perempuan, arca kulit merah perempuan-perempuan dan llama-llama, tembikar mewah dan sepotong pakaian yang ditutupi cakram-cakram logam yang disepuh.
Seorang anak tambahan dikebumikan sekitar 3 meter dari lainnya diletakkan dekat sebuah arca perak pria yang didekorasi dengan sebuah hiasan kepala kulit dan penggalan-penggalan kain. Miniatur arca emas dan perak pria dan llama-llama mengelilingi arca yang lebih besar.
Cerita kehidupan Inka ditulis oleh para penakluk Spanyol menggambarkan suatu ritual di mana anak-anak dari seluruh kerajaan dipilih untuk dikorbankan berdasarkan kesempurnaan fisik mereka. Mereka yang terpilih dibawa ke ibu kota Cusco untuk upacara-upacara khusus dan kemudian dikawal ke tempat-tempat pengorbanan yang kadang kala jaraknya jauh.
Dalam suatu studi yang dilakukan pada tahun 2007, analisa isotopik sampel-sampel rambut dari empat anak Inka yang ditemukan lebih dari satu dekade (sepuluh tahun) lalu di dua puncak Andes mengindikasikan bahwa mereka memakan jagung dalam jumlah yang banyak selama sekitar empat bulan sebelum kematian.
Investigasi-investigasi seperti itu jarang, kata antropolog Tamara Bray dari Universitas Negara Bagian Wayne di Detroit. "Kami punya sedikit sekali informasi ilmiah tentang siapa sebelumnya anak-anak ini atau dari mana meraka mungkin berasal," katanya.
Laporan yang baru memfokuskan pada nyata-nyata pengorbanan anak yang ditemukan selama penggalian tahun 2004 yang dipimpin oleh rekan peneliti Arminda Gibaja dari Institut Nasional Kebudayaan di Cusco, Peru, dan Gordon McEwan dari Perguruan Tinggi Wagner di Staten Island, New York. Penggalian dilakukan di satu situs Inka yang disebut Choquepukio yang berlokasi sekitar 30 km timur ibu kota Inka.
Anak-anak yang dikubur di bangunan Choquepukio umurnya beragam mulai dari 3 hingga 12 tahun, berdasarkan perkembangan gigi mereka. Tak cukup material kerangka yang ada untuk menentukan jenis kelamin. Para peneliti mengukur rasio isotop-isotop strontium pada gigi anak-anak untuk menentukan apakah mereka tumbuh dibesarkan di daerah sekitar. Isotop-isotop strontium diserap gigi pada tingkat yang berbeda-beda selama masa kecil tergantung pada konsentrasi bentuk-bentuk beragam strontium di tanah dan air sekitar.
Perbandingan jejak strontium orang dewasa Inka dari wilayah Cusco mengindikasikan bahwa dua orang anak pastinya tidak dibesarkan di sana. Data pendahuluan strontium dari situs Inka lainnya mengindikasikan bahwa seorang anak berasal dari bagian selatan Peru dan satunya lagi dari baratlaut Bolivia, menurut pengamatan Andrushko.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan apakah penduduk wilayah lain di Kerajaan Inka memiliki jejak strontium seperti penduduk asli wilayah Cusco, tambahnya.
Andrushko beserta rekan-rekannya tidak dapat menentukan bagaimana anak-anak Choquepukio meninggal. Cerita-cerita Spanyol menggambarkan pencekikkan anak-anak yang dikorbankan. Tulang leher yang disebut hyoid kadang retak ketika orang dewasa dicekik tapi jarang retak pada anak-anak karena tulang tersebut belum terbentuk sepenuhnya.