Delegasi pengusaha Aceh yang dipimpin Wagub Muhammad Nazar, Kamis (19/6) berada di Konya, satu wilayah pemerintahan dan pusat industri di Turki, untuk misi ’jemput bola‘ menawarkan berbagai peluang investasi kepada pelaku bisnis di negara tersebut. Di sini, Wagub Aceh bersama Pimpinan Federasi Dunia Usaha Konya, O‘Ner Boysan menandatanganan perjanjian kerjasama bidang perdagangan dan industri.
Wartawan Serambi, Nasir Nurdin yang menyertai delegasi Aceh ke Turki melaporkan, rombongan yang dipimpin Wagub Muhammad Nazar mendapat sambutan hangat dari kalangan pengusaha dan otoritas Konya. Sesaat setelah mendarat di bandara Konya setelah terbang sekitar 45 menit dari Istanbul rombongan disambut wakil pengusaha di wilayah itu dan kemudian dengan dikawal vourijder polisi ke Hotel Selcuk, di pusat Kota Konya.
Menjelang siang kemarin, kalangan pengusaha Konya yang berhimpun dalam wadah Tuskon, sebuah organisasi yang mewadahi pelaku bisnis dan industri di Turki melakukan pertemuan dengan Wagub Aceh yang didampingi pengusaha dari Kadin. Ikut mendampingi Wagub Muhammad Nazar, Wakil Walikota Sabang Islamuddin dan Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin MM.
Di hadapan delegasi Aceh, O‘Ner Boysan menyampaikan terimakasih atas kunjungan ke Konya dan berjanji akan terus melanjutkan komunikasi dan penjajakan berbagai peluang bisnis dan investasi yang ditawarkan. O‘Ner berharap pembicaraan dan penjajakan harus dilakukan secara terus menerus sehingga apa yang telah disepakati dalam perjanjian kerjasama untuk peningkatan ekonomi dan perdagangan bisa terealisasi secepatnya.
Harapan serupa juga disampaikan Wagub Muhammad Nazar dan Ketua Kadin Aceh, Firmandez. Menurut Nazar, sangat banyak peluang yang ditawarkan Aceh untuk pengusaha Turki, seperti di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, bahkan pertambangan. “Kita berharap dengan adanya perjanjian kerjasama untuk peningkatan ekonomi, perdagangan dan investasi ini bisa lebih memotivasi masing masing pihak untuk merealisasikan kerjasama yang saling menguntungkan,” kata Nazar di hadapan belasan wartawan media cetak dan elektronik yang meliput prosesi penandatanganan perjanian kerjasama Aceh Konya.
Tak boleh putus
Seusai pertemuan dan penandatanganan perjanjian kerjasama investasi dengan pengusaha Konya, delegasi Aceh bertemu dengan Walikota Konya, Osman Aydin di kantornya. Pertemuan yang juga diliput oleh belasan wartawan media cetak dan elektronik di Turki itu berlangsung akrab dan sempat diwarnai keharuan ketika Osman Aydin mengatakan bahwa Turki dan Aceh adalah saudara, di mana hubungan persaudaraan itu sudah dimulai sejak abad ke 16.
Osman juga berharap hubungan persaudaraan itu tidak boleh putus walaupun Turki Aceh sangat jauh. Kepada Pemerintah Aceh dan pengusahanya, Walikota Konya meminta agar terus menjajaki berbagai peluang yang ada, karena menurutnya, Turki (termasuk Konya) memiliki berbagai keunggulan di bidang teknologi dan industri. “Mari kita saling menjajaki peluang apa yang bisa segera kita realisasikan untuk mengisi kerjasama antara Aceh dan Konya. Kepada Tuskon yang telah memfasilitasi pertemuan ini disampaikan terimakasih semoga akan ada tindaklanjutnya,” kata Osman.
Wagub Aceh menanggapi positif berbagai informasi yang disampaikan Walikota Konya dan juga merinci berbagai peluang investasi yang ada di Aceh. “Hubungan persaudaraan Aceh Turki yang telah terbangun sejak abad 16 semakin dikuatkan lagi akibat bencana tsunami. Turki sudah sangat banyak membantu Aceh yang dihantam bencana. Tak ada orang Aceh yang tak kenal nama Turki, bahkan sampai ke anak anak sekalipun,” kata Nazar.
Sedangkan sehari sebelumnya, ketika masih berada di Istanbul, Wagub Aceh didampingi Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin dan Wakil Walikota Sabang, Islamuddin diterima secara khusus oleh unsur pimpinan Today‘s Zaman, sebuah koran harian terbesar dan sangat berpengaruh di Turki.
Di markas Zaman yang berkonstruksi enam lantai itu, Wagub Aceh dan rombongan diterima Editor Luar Negeri, Celil Sagir. Kepada unsur pimpinan Zaman, Wagub Aceh menyampaikan terimakasih kepada pemerintah dan rakyat Turki yang telah banyak membantu Aceh pascatsunami dan berharap ke depan bisa berlanjut dengan hubungan bisnis yang saling menguntungkan. “Unsur pimpinan dan wartawan di media bertiras satu juta eksemplar itu sangat banyak tahu tentang Aceh, terutama sejak perjanjian Helsinki dan proses damai yang kini sedang berlangsung,” timpal Wakil Walikota Sabang, Islamuddin mengutip hasil pertemuan tersebut.
Pertanyakan pelabuhan
Salah seorang anggota delegasi pengusaha Aceh yang mengikuti forum “Turkey Asia Pacific Foreign Trade Bridge II” di Istanbul, Abubakar Pante Pirak mengatakan, tindaklanjut dari pertemuan pengusaha Turki dan Asia Pasifik tersebut adalah berlangsungnya meeting antar sesama pelaku bisnis.
Menurut Abubakar, berdasarkan pembicaraannya dengan sejumlah pengusaha Turki, mereka sangat serius untuk membuka hubungan dagang dengan Aceh karena pada umumnya mereka sudah sangat kenal Aceh.
Namun, kata Abubakar, pihaknya sulit memberikan jawaban ketika pengusaha Turki dan juga dari sejumlah negara Asia lainnya mempertanyakan bagaimana jaminan transportasi, regulasi, dan pelabuhan di kawasan tujuan.
“Saya pikir peluang untuk membuka hubungan dagang sudah sangat terbuka. Yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana kita mempersiapkan berbagai fasilitas termasuk regulasi agar mereka tidak ragu dalam berbisnis. Kalau kondisinya masih seperti sekarang, saya pikir akan sangat sulit,” kata Abubakar yang mengaku sudah melakukan pembicaraan bisnis dengan beberapa pengusaha asal Turki.
Wagub Aceh, Muhammad Nazar membenarkan banyaknya pertanyaan seperti itu yang diajukan calon mitra bisnis atau investor dari luar. “Ini memang tantangan yang harus segera dijawab, baik oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat, pelaku bisnis, perbankan, dan masyarakat. Peluang sudah ada di depan mata, dan kita memang harus siap dalam segala hal untuk menangkap peluang itu,” kata Wagub Aceh, Muhammad Nazar dalam penjelasannya kepada Serambi, di Istanbul.