Beranda » Rebusan Anjing Kuno Ditemukan di Makam 2.400 Tahun

Rebusan Anjing Kuno Ditemukan di Makam 2.400 Tahun



Para arkeolog di barat laut provinsi Shaanxi, China, menegaskan pada Kamis (31/03/2011), setelah berminggu-minggu penelitian laboratorium, bahwa tulang yang mereka temukan di tempat masak perunggu dari makam berumur 2.400 tahun adalah fosil tulang anjing jantan berusia di bawah satu tahun.
37 tulang-belulang tersebut ditemukan dalam bejana masak, yang digali pada November 2010 dari sebuah makam dekat Bandara Internasional Xianyang di daerah pinggiran Xi’an, kata Liu Daiyun, seorang periset yang bersama-sama dengan Institut Arkeologi Provinsi Shaanxi.

“Ketika kami membuka alat masak yang tingginya 20 cm itu, kami kaget menemukan tulang-belulang dan sup di dalamnya,” kata Liu seperti dikutip Xinhua.

Tulang-tulang dan sup telah berubah kehijau-hijauan, sama dengan warna tempat perunggu itu, kata Liu. Tempat masak merupakan persembahan yang khusus yang disajikan bagi tetua-tetua yang telah mati

Kebiasaan tersebut umum sekitar periode negara-negara sedang berperang (475 – 221 SM), waktu yang dipercayai oleh Liu dan koleganya untuk rebusan anjing itu.

Hu Songmei, seorang periset yang banyak melakukan kerja laboratorium untuk mengidentifikasi tulang-belulang itu, menyatakan bahwa mereka menemukan tulang-tulang yang secara menyolok ‘sama’ dengan empat rangkum lengkap tulang-belulang yang diawetkan di laboratorium institut.

Tetapi, tulang-belulang yang ditemukan baru-baru ini lebih kecil, yang menunjukkan anjing hanyalah seokor anak anjing, kata Hu.

Hu menyatakan penelitian laboratorium lanjutan dibutuhkan untuk mengungkapkan spesies sebenarnya anjing tersebut. “Anjing telah dipelihara manusia sekurang-kurangnya 10.000 tahun yang lalu, tetapi spesies anjing awal yang berkembang dari srigala liar dapat saja berbeda dari anjing-anjing peliharaan sekarang.”

Disamping tulang anjing, para ahli jufga menemukan cairan mirip anggur di dapur perkakas dapur kedap udara pada makam yang sama. “Siapapun pemilik makam ini, ia tentunya senang minum dan makan, sehingga anak-anaknya berharap ia masih tetap senang berpesta di kuburnya.”