Beranda » Perbandingan Antara Prespektif Demokrasi dan Prespektif Islam tentang : Kebebasan berkeyakinan , mengeluarkan fikiran dan pendapat dan Murtad

Perbandingan Antara Prespektif Demokrasi dan Prespektif Islam tentang : Kebebasan berkeyakinan , mengeluarkan fikiran dan pendapat dan Murtad



Perbandingan Antara Prespektif Demokrasi dan Prespektif Islam tentang :

Kebebasan berkeyakinan , mengeluarkan fikiran dan pendapat dan Murtad

Segala puji hanya milik Allah yang menguji hamba-hamba-Nya dengan kesenangan dan kesulitan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi-Nya berikut keluarga dan sahabatnya.

Ikhwani fillah, ketahuilah bahwa tauhid itu mahal nilainya dan besar konsekuensinya, sehingga harus dibayar mahal dengan pengorbanan yang banyak baik itu keterbunuhan, kekejaman penyiksaan musuh maupun pemenjaraan ataupun perampasan harta benda.

Komitmen dengan tauhid di zaman ghurbah ini akan selalu diliputi rasa takut dan cemas dari kekejaman musuh sebagaimana yang dialami Nabi Musa dan pengikutnya di Mesir dan sebagaimana yang dialami Rasulullah dan para sahabat di awal Islam. Namun jangan sampai rasa takut dan cemas itu menyebabkan antum meninggalkan tauhid ini, karena itu adalah sifat orang-orang yang Allah cela di dalam Firman-Nya : “Dan di antara manusia ada orang yang beribadah kepada Allah di atas suatu tepi (kondisi), dimana bila dia mendapatkan kebaikan maka dia tentram dengannya, dan bila dia terkena fitnah (ujian/bencana) maka dia terpuruk ke belakang. Dia merugi (di) dunia dan di akhirat, dan itulah kerugian yang nyata.” Al Hajj : 11

Yaitu orang-orang yang mau komitmen dengan tauhid di saat kondisi lapang dan senang dan saat kondisi mencekam dan takut mereka meninggalkannya

Ikhwani fillah!!!, Ketahuilah!!! bahwa

Demokrasi adalah sebuah sistim yang melindungi semua manusia, mengakui serta menjamin kebebasannya. Diantaranya adalah kebebasan mengeluarkan Pendapat.

Fakta menunjukkan bahwa dalam sitem demokrasi yang berkembang selama ini mampu mewadahi bagaimana Agama/keyakinan/Aliran baru bermunculan dan diakui secara sah meski secara nyata agama tersebut melecehkan Dienulloh, melecehkan Islam, Melecehkan Alloh dan Rosulnya.

Demokrasi telah nyata-nyata memberi ruang yang nyaman untuk berkembangannya paham-paham Liberlisme dan Pluralisme yang sesat di belahan bumi ini. Tengok fakta disekitar kita bagaimana mereka kaum munafikin berusaha memutar balikkan kebenaran, menafikkan Ayat Al Quran , menolak apa yang telah ditetapkan oleh Alloh dan Risalah yang di bawa dan telah disempurnakan oleh Muhammad SAW.

Ingatlah Ikhwani fillah bagaimana Alloh SWT berpesan kepada kita :

” Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyap kan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat kami dan peringatan- peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan.”

(QS. 18. Al Kahfi: 56)

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

(QS. 4. An Nisaa’ : 65)

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imran [3]: 85)

Apakah kita akan ridho dan ikhlas, jika kita mengakusebagai Mukmin dan muslim sejati melihat keadaan ini? Sadarlah dan ingatlah akan ancaman Alloh Ajza wajalla :

”Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia,maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.”

(QS. 18. Al Kahfi: 105)

”Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.”

(QS. 18. Al Kahfi: 106)

Lalu Bagaimana dengan Murtad???

Sungguh demokrasi telah menjamin, memberikan angina segar dan nyaman untuk sebebas-bebasnyan berkeyakinan , mengeluarkan fikiran dan pendapat. Meski telah diatur dengan undang-undang kenyatann menunjukkans elama tidak melanggar Undang-undang tersebut maka tidaklah mengapa. Silahkandan sah-sah saja, meski dengan jelas yang disurakan adalah keyakinan, fikiran dan pendapat yang batil, yang meyelisihi Al Qurandan Ash Sunah..

Demokrasi yang melindungi semua agama, mengakui serta menjamin kebebasannya. Orang diluar Islam bila mau masuk Islam maka Demokrasi mempersilahkan dan mengakuinya, dan begitu juga orang Islam jika ingin masuk Nashrani atau agama lainnya, maka dien Demokrasi tidak mempersalahkannya apalagi memberikan sanksi terhadapnya.

Sungguh Demokrasi telah menghalalkan pintu-pintu kemurtadan serta menggugurkan hukum-hukum yang berkaitan denganya, padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah”.

Andai seorang muslim karena ghirahnya sangat tinggi lalu dia membunuh orang murtad, maka tentulah dia mendapat hukuman.

Jadi Demokrasi membuka pintu kekufuran dari berbagai sisi. Dari sinilah rahasia kenapa sanksi-sanksi yang bersifat keagamaan ditiadakan dan tidak diberlakukan, karena itu bertentangan dengan kebebasan berkeyakinan.

Saat seorang bapak meninggal dunia dan si anak telah murtad, maka hukum demokrasi masih menetapkan warisan baginya.

Saat si suami murtad, sedangkan isteri masih muslimah…, namun dien Demokrasi tidak mengharuskan pisah (fasakh) di antara keduanya.

Allah dan Rasul-Nya dibiarkan dihina siang dan malam, dan ajaran Islam dicemoohkan dan dilecehkan dengan dalih kebebasan mengeluarkan fikiran dan pendapat. Memang Demokrasi itu memberikan kebebasan yang seluas-luasnya bagi semua faham dan aliran kecuali Tauhid, karena seandainya ada muwahhid yang mencela dan menghina atau berupaya membunuh thaghut mereka, tentulah dia dikenakan pasal hukuman, padahal itu ajaran Tauhid.

Begitulah kebebasan yang dimaksud oleh Demokrasi…Wajarlah jika para JILers….Kaum MUnafikindan Kafir secara terang-terangan, berapi-api membela demokrasi.Menolak syariat tegak dan daulah terwujud.Ikhwani fillah selamat berjuang, tutuplah rapa-rapat pintu kaum munafikin dan kaumkafir dalam memadamkan Dien ini, dengan cara apapun, dan keadaan bagaimanapun.Selamat berjuang, janganlah Engkau bercerai-berai wahai mujahid,.. dimanapunanda berada, apapun ormas anda dan apapun firqoh anda,..Karena musuh Dien ini, Para JILer telah menghujamkan peluru kepada kita,.. tidak hanya sekedar membidik kita.Barakallahulakum.