Syarif Abdul Hamid Al Kadrie , lebih dikenal dengan nama Sultan Hamid II , pada waktu itu merupakan Menteri Negara, telah diberi mandat oleh Presiden R.I yang pertama, Soekarno, guna merancang dan merumuskan desain Lambang Negara kita yang sekarang kita kenal dengan Garuda Pancasila.
Pada Tanggal 10 Januari 1950 , Sultan Hamid II membentuk Panitia Lencana Negara dengan anggota Muhammad Yamin, Ki Hajar Dewantoro, A. Pellaupessy, R.M. Ngabehi Poerbatjaraka dan Mohammad Natsir. Tujuan mereka mulia : Merancang sebuah bentuk lambang negara yang dilandasi dengan nilai nilai luhur sebagai sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setelah melalui sebuah proses guna mencapai suatu penyempurnaan, bentuk akhir dari apa yang kita kenal sebagai Garuda Pancasila, disetujui oleh Presiden Soekarno pada tanggal 20 Maret 1950. Beliau akhirnya memerintahkan Dullah, pelukis Istana pada waktu itu untuk melukis kembali rancangan tersebut. Lukisan tersebut akhirnya syah menjadi lambang negara kita, Garuda Pancasia yang sampai sekarang kita gunakan.
Darimana gagasan disain bentuk awal Perisai yang melambangkan lima dasar Pancasila? Lambang Burung Garuda sendiri, dan kata kata Bhinekka Tunggal Ika yang merupakan bahasa Sansekerta, adalah sebuah tarikan benang merah dari keterkaitan sejarah kita dengan Kerajaan Majapahit pada waktu lampau sebagai kerajaan erbesar di apa yang kita sebut sebagai Indonesia pada saat ini, dengan pusat kerajaan di Pulau Jawa. Bahkan pada saat itu Kerajaan Majapahit sendiri terbentang di Asia, yang sampai dengan saat ini masih diperbedebatkan dimana letak perbatasan Kerajaan Majapahit itu sendiri. Sehingga apabila ada sebuah kemiripan lambang negara antara Indonesia dengan Thailand, hal itu merupakan sebuah bentuk dari akar rumpun kita yang sama dengan mereka.
Perisai dalam Garuda Pancasila sendiri ?
Dari sebuah kunjungan ke Polandia, saya sempat terkejut dengan sebuah disain yang nyaris sama, yang terpampang di pintu sebuah benteng di Bukit Wawel, Kota Krakow Polandia. Krakow sendiri, merupakan sebuah kota tua yang tersisa di Polandia, setelah serangan dari Nazi Jerman menghancurkan banyak kota kota disana, termasuk Warsawa sendiri. Benteng yang terletak di Bukit Wawel di tepi sungai Vistula di kota Krawow, Polandia tersebut telah berdiri sejak abad ke 11 dimana pada saat itu Polandia sendiri masih berbentuk Kerajaan.
Gambar dibawah ini diambil di pintu benteng di Bukit Wawel tersebut. Di situ terlihat letak kemiripan disain dengan perisai negara kita yang terkalung di Lambang Negara kita, Garuda Pancasila.
Darimana kita dapat menarik benang merah sejarah di masa lampau antara Indonesia dengan sebuah kerajaan di Polandia yang berdiri pada abad ke - 11 ? Adakah perisai lambang kerajaan tersebut merupakan sumber inspirasi dari Perisai dalam Garuda Pancasila yang kita kenal sebagai lambang negara kita? Atau hanya merupakan sebuah kemiripan yang tanpa sengaja terjadi ? Ide otentik -kah Perisai yang terkalung pada Garuda Pancasila, Lambang Negara kita ?
Apapun kontroversi sejarah di balik pemilihan hari, disain lambang negara, para pahlawan yang telah merumuskannya , hendaknya kita tidak melupakan arti dan makna dari Pancasila itu sendiri, sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.
“Bhinneka Tunggal Ika” - Berbeda beda tetapi tetap satu jua.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan_Pancasilahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Hamid_II#Perumusan_lambang_negara_.28Garuda_Pancasila.29
http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahithttp://krakow.pl/english/visit_krakow/6015,artykul,wawel_royal_castle.html
Foto Pribadi.